10 Juni 2008

One Missed Call : Dering Ponsel Pertanda Ajal

Dering telepon tidak lagi hanya jadi pertanda akan datang sebuah informasi. Dering telepon juga bisa menjadi pertanda datangnya kematian.
Elizabeth Raymond (Shannyn Sossamon) menjadi saksi mata saat empat orang temannya, yakni Shelly, Leann, Brian, dan Taylor, meninggal dengan cara tidak wajar. Mereka berempat punya kesamaan sebelum maut datang. Mereka mendapatkan panggilan tak terjawab. Yang makin aneh, panggilan itu selalu berupa voice call. Suara yang keluar seolah datang dari masa depan. Sebab, suara tersebut menggambarkan suara ketakutan mereka sendiri saat menyapa ajal.


Beth memutuskan untuk melaporkan kejadian aneh tersebut kepada polisi. Namun, justru dirinya dianggap tak waras. Hanya ada seorang polisi yang memercayai cerita Beth, yakni detektif Jack Andrews (Edward Burns). Sebab, adiknya pun meninggal dengan cara yang sama beberapa waktu silam.
Keduanya lantas berusaha membongkar serangkaian telepon yang membawa maut itu. Dari penyelidikan Jack, diketahui, pada awalnya telepon tersebut berasal dari sebuah rumah yang dihuni seorang perawat dengan anak-anaknya.
Bersamaan dengan diketahuinya asal telepon itu, Beth mendapatkan pertanda kematian yang sama. Ponselnya mendapatkan sebuah missed call.
One Missed Call merupakan remake film Jepang, Chakushin Ari. Seperti halnya berbagai film Asia yang dibuat ulang oleh produsen bule, film itu pun tak punya ciri khas spesial. Ending menggantung dan akting para pemain yang pas-pasan.
Aktor yang dipasang untuk memerankan karakter dalam film tersebut memang sebagian besar bukan kalangan seleb kelas atas. Hanya Ed Burns yang setidaknya pernah muncul dalam The Holiday dan 27 Dresses. Sayang, aksinya dalam film itu pun tak maksimal.
Sang sutradara, Eric Valette, mengakui, sebelum memutuskan untuk menyutradarai film tersebut, dirinya telah mempertimbangkan beberapa naskah lain untuk kategori film horor. Namun, naskah-naskah itu tidak menarik baginya. Lalu, datanglah naskah One Missed Call yang ditulis oleh Andrew Klavan tersebut.
“Film ini memang remake, sama seperti The Ring. Namun, sekali terkena dering telepon, kamu bakal mendapatkan teror yang sangat klasik tapi tidak dapat diduga. Memang sangat old fashioned. Tapi, itulah yang kusuka. Sebab, atmosfer film tersebut sangat khas. Namun, di atas semua itu, aku ingin memperkuat karakternya,” ujar Valette. (hbk/berbagai sumber)

Banyak Dibaca